Bloggers, Berhati-hatilah Mengisi Google Forms
Belakangan ini saya prihatin tiap ada yang menyodori google forms ke blogger untuk job review atau undangan event langsung saja disebar, colek semua teman dan diisi begitu saja.
Ketahuilah bahwa itu membahayakan diri sendiri. Memang, masuk dalam daftar blogger yang dipegang agensi atau brand adalah idaman semua blogger. Tapi bagaimana teman-teman tahu kita masuk daftar yang mana sedangkan dalam form tersebut tidak disebutkan siapa agensi atau brandnya, bahkan itu sudah di-share oleh tangan ke 3, ke 4 dan seterusnya. Hanya karena ada kata job review atau event, mata langsung ijo dan jari langsung gercep (gerak cepat) mengetik.
Di era big data sekarang ini, informasi pribadi kita adalah emas, bisa diperjual-belikan.
Diperjual-belikan kemana? Ke asuransi? Wah itu sudah kuno sekali. Sekarang ini, informasi pribadi kita dibutuhkan untuk semua keperluan marketing. Kita tidak tahu untuk kepentingan apa. Bisa juga untuk kepentingan politik lo. Kadang heran kan tahu-tahu ada akun sebuah gerakan di media sosial yang sok ramah dengan akun media sosial kita, mengajak kegiatan sosial tapi belakangan kok yang tampil tokoh politik itu terus? Itu seperti orang menanam di sawah, panennya nanti kalau ada pemilihan atau ada isu politik yang mau dilempar. Selain itu, masih banyak keperluan pemasaran yang tak mengindahkan keamanan data pribadi kita.
Tak hanya untuk dimanfaatkan tanpa sepengetahuan kita, mengisi data sembarangan juga membahayakan kerahasiaan informasi pribadi kita di internet.
Nah, mari kita sharing apa saja yang perlu diperhatikan sebelum mengisi google forms.
1. CEK PEMILIK ASLI GOOGLE FORMS
Memang, tak mungkin 24 jam blogger menyanggongi media sosial sehingga sering terlewat berbagai pengumuman. Colekan teman selalu menjadi andalan. Tapi WAJIB menanyakan sumber asli formulir tersebut yang PASTI ADA. Misalnya si D yang mencolek. Dari D kita tahu kalau itu dicopas dari akun facebook C. Kalau kita tahu C ini bukan agensi dan bukan karyawan brand, kita WAJIB tanya, darimana C ini mendapatkan form tersebut. Sampai akhirnya kita menemukan bahwa brand A lah yang merelease-nya di forum milik brand tersebut. Barulah kita mendaftar.
2. PASTIKAN SIAPA PIC (Person In Charge)
Sekarang banyak blogger yang menjadi koordinator blogger atau kepanjangan tangan dari brand. Itu tidak masalah. Yang masalah adalah jika ternyata blogger tersebut hanya mencopas untuk share ke teman-teman dan kita buru-buru berasumsi bahwa yang bersangkutan adalah koordinator blogger, padahal belum tentu dia tahu sumber asli form tersebut. Tanyakan saja apakah dia koordinator blogger atau sekedar share? Jika dia koordinator blogger maka dia tidak hanya berkewajiban mengumpulkan data pribadi kita tapi sekaligus menjaga agar data pribadi kita benar-benar diserahkan ke brand yang dimaksud.
3. TUJUAN PENGUMPULAN DATA PRIBADI HARUS SPESIFIK
Seperti pembukaan diatas, mata jangan langsung ijo melihat kata job review dan gercep mengisi formulir. Ada nggak disitu nama agensi atau brand atau penyelenggara yang akan menggunakan jasa blogger? Ada nggak di formulir tersebut keterangan acara, tanggal dan tempatnya? Kadang kita kesal melihat ada teman blogger yang tanya detil banget tentang maksud formulir tersebut. Padahal justru itu yang benar. Nggak boleh kita bilang, "Isi aja keles, kebanyakan tanya! Kalau nggak mau ya udah."
4. PEMBATASAN PENGGUNAAN DATA
Bagusnya sih tanpa diminta agensi dan brand memberikan disclosure yang jelas seperti yang diberikan blog ini, yang sekaligus sebagai jaminan keamanan data. Jadi blogger tahu sampai dimana data pribadinya dipergunakan. Apakah setelah event data tersebut dimusnahkan kalau disimpan? Kalau disimpan oleh siapa dan untuk keperluan apa? Ketiadaan disclosure menyebabkan penanganan data pribadi yang sembrono. Mungkin teman-teman masih ingat penipuan undian berhadiah yang menggunakan kupon asli kita? Itu karena penyelenggara kuis main buang sembarangan kupon tersebut yang kemudian dikorek-korek di penipu untuk dijadikan bahan penipuan. Di dunia maya yang minim penggunaan kupon atau formulir fisik bisa saja terjadi. Sayangnya, saya belum pernah melihat ada disclosure seperti itu. Semoga nantinya ada keinginan baik dari pemilik google forms yang kita isi tersebut untuk melindungi dan MENJAMIN keamanan kita.
5. PERHATIKAN HUBUNGAN ISI DAN TUJUAN
Mungkin teman-teman pernah mengernyit mikir, event gathering kok ditanya tanggal lahir segala? Memang sih bukan berarti itu penipuan, karena nyatanya gathering tersebut benar-benar diadakan dan makan enak, dapat goodie bag pula. Tapi itu juga berarti bahwa kita juga dijadikan target marketing si pengundang. Entah nantinya tiba-tiba email kita banjir penawaran produk perbankan, e-commerce dan sebagainya.
6. JAGA KEAMANAN GADGET
Kejahatan carder dan kejahatan internet lainnya saat ini makin sering terjadi dan dilakukan oleh anak-anak yang makin muda usia. Jadi waspadai beredarnya data pribadi kita di internet gara-gara mengisi formulir. Lakukan langkah-langkah dibawah ini:
- Matikan auto fill. Itu lo, yang tanpa mengetik komplit tapi langsung muncul begitu kita mengetik huruf pertama, karena sebelumnya pernah mengisi formulir lain dengan keterangan yang sama, misalnya alamat email. Cara mematikannya melalui setting browser.
- Matikan auto password. Nggak hanya untuk formulir sih, tapi juga untuk semua login internet. Selain mematikan auto password, juga jangan pernah centang keep login.
- Log out dari google setelah selesai jika formulir mewajibkan login. Biasanya sih tidak, tapi jaga-jaga aja kalau ada.
- Clean cache dan clean memory.
Komentar
Posting Komentar