Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2013

Resiko Aditif Biskuit

Rasa gurih dan manis pada biskuit memang bisa memancing selera makan. Ditambah kerenyahannya, camilan yang satu ini kerap muncul dalam daftar konsumsi harian. Meski begitu, kesukaan pada camilan biskuit tampaknya perlu diwaspadai. Sebuah penelitian menyatakan, biskuit ternyata bisa menimbulkan ketergantungan layaknya narkotika. Peneliti dari Connecticut College melakukan riset laboratorium ini pada tikus. Penelitian membuktikan, tikus yang mengonsumsi biskuit ternyata membentuk hubungan yang kuat dengan makanan tersebut. Hubungan ini sama seperti tikus yang disuntik kokain atau morfin. Efek ketergantungan biskuit disinyalir lebih parah dibandingkan narkotika. Menurut peneliti, mengonsumsi biskuit mengaktifkan lebih banyak neuron pada pusat kesenangan di otak dibanding narkotika. "Riset kami mendukung teori yang menyatakan makanan tinggi lemak atau tinggi gula merangsang otak dengan cara yang sama, seperti halnya narkotika. Hal ini juga menjelaskan kenapa

Bahaya Makan Gorengan

Bahaya Makan Gorengan - Ya makan makanan cemilan seperti gorengan memang enak. Jenis makanan gorengan misalnya keripik-keripikan, pisang goreng, tahu goreng, dan sejenisnya. Tahukah anda bahwa resiko terlalu sering makan gorengan ternyata lebih besar bahayanya lagi bagi kesehatan? Hasil dari penelitian yang didanai sebuah lembaga di Swedia beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa makanan yang banyak mengandung karbohidrat, makanan seperti kentang, singkong dan ubi yang diproses dengan digoreng terbukti dapat merangsang pembentukan senyawa karsinogenik (pemicu kanker) bernama akrilamida. Sementara bahan pangan yang direbus atau dikukus ternyata hanya mengandung sedikit senyawa akrilamida, sehingga tak berbahaya bagi kesehatan. Akrilamida merupakan senyama kimia yang umumnya dipakai di laboratorium .Selain itu pada umumnya diluar negeri Akrilamida dipakai untuk menggumpalkan kotoran dalam proses pemurnian air minum pada PAM. Senyawa ini dinyatakan sangat berbah

Karsinogen

Karsinogen (carcinogen), bahasa sederhananya adalah zat-zat yang mampu mencetuskan dan memicu tumbuhnya kanker. Seperti yang telah di bahas sebelumnya, potensi kanker memang sudah ada pada diri manusia manapun, namun untuk membentuk dan menjadikan sel berpotensi kanker itu tumbuh, diperlukan suatu lingkungan khusus, termasuk adanya bahan-2 karsinogen. Karsinogen berada di sekeliling kita dan tanpa kita sadari tercampur pada udara yang kita hirup, minuman, dan makanan. Secara mendasar, karsinogen dibagi menjadi dua golongan, karsinogen yang berasal dari bahan pangan, dan non bahan pangan. Karsinogen dari bahan pangan terdapat pada sebagian besar lemak , hydrazin pada jamur champignon, solanin pada kentang yang berwarna hijau, aflatoksin pada jagung, benzoapyrene pada makanan yang diawetkan dengan pengasapan, sakarin dan siklamat, juga ditengarai memicu kanker secara mutagen . Sedangkan karsinogen dari non bahan pangan, sudah jelas adanya. Asap rokok, polusi uda

Infeksi tulang

Infeksi tulang (osteomielitis) merupakan proses peradangan yang dapat terjadi secara mendadak atau perlahan-lahan pada tulang yang disebabkan oleh invasi mikroorganisme (bakteri dan jamur). Osteomielitis dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan kaum dewasa. Tipe-tipe yang berbeda dari bakteri secara khas mempengaruhi kelompok usia yang berbeda. Pada anak-anak, osteomielitis paling umum terjadi pada ujung dari tulang yang panjang dari lengan dan tungkai, mempengaruhi pinggul, lutut, pundak, dan pergelangan-pergelangan tangan. Pada kaum dewasa, adalah lebih umum pada tulang-tulang dari spine (vertebrae) atau pada pelvis. “Anak-anak yang mengalami infeksi tulang dapat terjadi melalui invasi kuman patologis melalui luka yang terinfeksi di saluran pernafasan, seperti radang telinga dan gusi. Melalui aliran darah akan terjadi bakteremia ke seluruh tubuh. Selanjutnya kuman mengalami perkembangbiakan pada daerah metafisis tulang panjang, karena secara anatomis di daera